Jakarta, 19 Juli 2025 – Tesla memang dikabarkan ingin memasuki pasar Asia Tenggara—termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand—namun rencana menghadirkan mobil listrik murah untuk konsumen massal kali ini kembali tertunda.
🛑 Rencana Awal dan Realita Terbaru
-
Elon Musk sempat menjanjikan mobil listrik entry‑level seharga US $25.000 (≈ Rp 380 juta), dengan target produksi awal 2025 Wikipedia+10suara.com+10avolta.id+10.
-
Namun, pada April 2024 Tesla dilaporkan membatalkan proyek ini karena tekanan dari persaingan China, dan Musk membantah laporan tersebut tanpa menjelaskan detail Business Insider.
-
Hingga Juli 2025, mobil murah ini belum muncul, dan Tesla terus menunda pengumuman kapan produksi benar‑benar akan dimulai Antara News+7Antara News+7YouTube+7.
⚙️ Fokus Peralihan: Robotaxi & Model Premium
-
Tesla menyatakan bahwa produksi robotaxi otonom menjadi prioritas utama daripada kendaraan konvensional murah avolta.id+2Antara News+2YouTube+2.
-
Sementara itu, model‑model existing seperti Model Y dan Model 3 tetap menjadi andalan meski harganya di wilayah Asia—termasuk Malaysia—masih berkisar ratusan juta rupiah Antara News+7suara.com+7CNN Indonesia+7.
🌏 Dampak untuk ASEAN
-
Di Asia Tenggara, negara seperti Malaysia dan Thailand lebih dulu mendapatkan akses tesla model premium, sedangkan Indonesia belum masuk prioritas peluncuran suara.com.
-
Kompetisi pasar semakin ketat, terutama dari produsen China seperti BYD yang menawarkan EV mulai dari Rp 400–500 juta (contoh: BYD Atto 3) investors.com+6Wikipedia+6Wikipedia+6.
-
Konsumen di ASEAN kebanyakan mengincar EV terjangkau—Tesla belum turun harga, sehingga peluang pasar untuk mobil murah belum terbuka.
✅ Kesimpulan
Rencana Tesla | Status Juli 2025 |
---|---|
Mobil listrik murah US$ 25.000 | Belum direalisasi, target produksi mundur |
Robotaxi otonom | Fokus utama Tesla saat ini |
Model Y/3 untuk ASEAN | Hadir di Malaysia/Thailand, harga masih premium |
Potensi pasar EV murah | Didominasi BYD & produsen China |
Singkatnya, meski Tesla sempat menjanjikan mobil murah bagi pasar ASEAN, realitasnya di pertengahan 2025 rencana tersebut belum terealisasi, dan Tesla kini lebih fokus pada kendaraan otonom dan model-model premium. Konsumen yang mengincar EV ramah kantong saat ini lebih banyak memilih opsi dari produsen China.